Price to Book Value (PBV) Ratio: Rumus, Analisis dan Interpretasi

Selain price earning ratio (PER) atau P/E ratio, rasio nilai pasar (market value) lainnya yang berfungsi untuk menilai apakah harga saham dikatakan murah atau mahal adalah price to book value. Rumus PBV sering digunakan oleh investor untuk mengukur valuasi saham. Perusahaan yang memiliki nilai PBV ratio kecil dianggap undervalued atau murah sehingga potensial untuk dibeli. Sebaliknya, rasio PBV yang besar dianggap overvalued atau mahal sehingga tidak menarik.

Bagi investor pemula yang ingin melakukan investasi saham di pasar modal Indonesia, penting untuk memahami price to book value ratio dan price earning ratio. Kedua rasio pasar tersebut berguna untuk memilih saham potensial yang akan bertumbuh pesat di masa depan. Dengan demikian, investor dapat memaksimalkan return saham, yaitu capital gain dan dividen.

Perusahaan dengan harga saham Rp 1000 per lembar belum tentu lebih mahal daripada saham yang bernilai Rp800 per lembar. Inilah pentingnya memahami rumus PBV atau valuasi saham sehingga investor dapat memilih saham yang benar-benar murah dan potensial. Ketika harga saham perusahaan lebih kecil daripada nilai intrinsik, saham itu dapat disebut murah. Vice versa. Rasio PBV dan PER merupakan rasio keuangan yang sering digunakan untuk mengukur valuasi saham.

Artikel ini akan menyajikan apa itu price to book value (PBV). Pembahasan dimulai dari pengertian, fungsi, cara menghitung atau rumus price to book value ratio, contoh soal, cara interpretasi dan analisis PBV ratio, dan nilai rasio PBV yang bagus.

Pengertian Price to Book Value Ratio (PBV)

gambar price to book value ratio atau PBV

Apa itu price to book value ratio (PBV)? Secara umum, price to book value adalah rasio pasar yang membandingkan harga saham dan nilai buku per lembar saham (book value per share). Menurut para ahli, price to book value atau juga disebut market to book value (MBV) adalah nilai yang ditempatkan investor atau bagaimana investor menilai suatu saham perusahaan. Dengan menghitung nilai PBV, investor dapat memilih perusahaan yang memiliki risiko rendah dengan pertumbuhan tinggi (Brigham & Houston, 2013).

Pada dasarnya, price to book value (P/B ratio) dan market to book value (M/B ratio) merupakan dua rasio yang sama, yaitu membandingkan harga saham dengan nilai buku. Para ahli berpendapat bahwa rasio PBV atau MBV lebih kecil dari 1 dianggap saham yang murah atau undervalued. Sebaliknya, rasio PBV atau MBV yang lebih besar dari 1 dianggap overvalued atau mahal.

Fungsi Price to Book Value Ratio (PBV)

Tujuan utama dari price to book value adalah untuk melihat valuasi saham, apakah harga saham sudah mahal atau masih murah. Dalam mengambil keputusan investasi serta jual dan beli saham, seorang value investor sangat bertumpu pada PBV ratio karena itu berpengaruh terhadap expected return. Berikut fungsi price to book value atau P/B ratio yang perlu dipahami:

  • Price to Book Value Ratio (P/B Ratio) berfungsi untuk membandingkan harga saham saat ini dengan nilai buku per lembar saham (book value per share).
  • Price to Book Value Ratio (P/B Ratio) berfungsi untuk menilai saham murah (undervalued) dan saham mahal (overvalued).
  • Price to Book Value Ratio (P/B Ratio) berfungsi untuk melihat seperti apa pandangan investor terhadap valuasi perusahaan.
  • Price to Book Value Ratio (P/B Ratio) berfungsi untuk menilai risiko dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa depan.

Rumus Price to Book Value Ratio (PBV)

Menurut Brigham & Houston (2013), cara menghitung atau rumus price to book value adalah membandingkan harga saham (stock price) dengan nilai buku per saham (book value per share). Sebelum mencari nilai P/B ratio atau M/B ratio, maka harus dicari terlebih dahulu nilai book value ratio per share. Rumus Book Value per Share adalah BVPS = (Common Equity / Shares Outstanding).

Menurut Sherman (2015), nilai buku per saham biasa (book value per share of common stock) adalah jumlah ekuitas pemegang saham biasa yang berlaku untuk setiap saham biasa (common stock). Data tentang nilai buku per saham dari saham biasa perusahaan sering kali dimasukkan dalam laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan (financial report).

Jika perusahaan hanya memiliki saham biasa yang beredar, nilai buku per saham dihitung dengan membagi total ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham yang beredar pada akhir periode. Ketika sebuah perusahaan memiliki saham preferen dan saham biasa yang beredar, ekuitas pemegang saham harus dibagi antara kelas saham dengan mengurangkan nilai likuidasi saham preferen dari total ekuitas pemegang saham.

Setelah memahami cara menghitung book value per share, berikut rumus price to book value (PBV) ratio atau (P/B Ratio) menurut para ahli (Brigham & Houston, 2013). Rumus Price to Book Value adalah PBV = Stock Price per Share / Book Value per Share.

Keterangan: stock price per share adalah harga saham per lembar.

Contoh Soal Price to Book Value Ratio (PBV)

Investor dapat langsung melihat nilai price to book value (PBV) perusahaan tanpa harus menghitung secara manual, yaitu dengan melihat secara langsung di ringkasan kinerja perusahaan tercatat. Sebagai contoh soal atau kasus, kita akan menggunakan rasio PBV dari salah satu perusahaan BUMN di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Diketahui P/B ratio ADHI tahun 2018 adalah 0,92 kali (x). Lalu, bagaimana cara interpretasi dan analisis price to book value ratio?

Cara Interpretasi Price to Book Value Ratio (PBV)

Setelah diketahui nilai price to book value ratio PT Adhi Karya Tbk tahun 2018 yaitu 0,92 x. Bagaimana cara interpretasi P/B ratio tersebut? Jadi, rasio PBV ADHI lebih kecil dari satu (1 <). Ini berarti harga saham ADHI tahun 2018 lebih kecil 0,08 dari nilai buku per saham perusahaan. Ada dua indikasi dari nilai PBV perusahaan, yaitu:

  1. Jika price to book value ratio bernilai lebih kecil dari 1, saham perusahaan dianggap murah atau undevalued.
  2. Jika price to book value ratio lebih besar dari 1, saham perusahaan sudah mahal atau overvalued.

Semakin tinggi nilai PBV ratio, semakin besar risiko bagi investor karena potensi pertumbuhan perusahaan akan lebih terbatas. Investor lebih tertarik dengan price to book value ratio yang rendah karena peluang pertumbuhan harga saham akan lebih besar dan ini akan sangat menguntungkan. Karena fungsi price to book value sangat bermanfaat, penting bagi investor untuk memahami rumus PBV beserta cara analisis dan interpretasi.

Cara Analisis Price to Book Value Ratio (PBV)

Secara umum, cara analisis rasio keuangan yaitu dengan menggunakan rata-rata industri atau perbandingan industri (industry comparison). Maksudnya, nilai P/B ratio suatu perusahaan dibandingkan dengan P/B ratio industri di mana perusahaan tersebut berada.

Sebagai contoh, PT Adhi Karya Tbk berada di sektor properti, real estat, dan konstruksi di BEI, tepatnya di subsektor konstruksi. Maka, rasio PBV ADHI pada tahun 2018 dapat dibandingkan dengan rasio PBV industri tersebut.

Telah diketahui bahwa P/B ratio ADHI tahun 2018 yaitu 0,92 kali. Sedangkan P/B ratio industri misalnya 1,2 kali. Dengan demikian, price to book value ADHI berada di bawah rata-rata industri, yang artinya undervalued atau masih murah sehingga layak untuk dibeli. Meskipun begitu, ada baiknya investor juga mempertimbangkan rasio keuangan lainnya dalam mengambil keputusan investasi.

Semua Hal Tentang PBV (Price to Book Value)

Price to Book Value Ratio (PBV), juga dikenal sebagai P/B Ratio, adalah rasio keuangan yang digunakan oleh investor untuk mengevaluasi apakah saham suatu perusahaan dihargai dengan baik berdasarkan nilai buku atau ekuitas bersihnya. PBV mengukur hubungan antara harga saham dan nilai buku per saham. Berikut adalah poin-poin penting tentang Price to Book Value Ratio (PBV):

1. Definisi dan Perhitungan PBV

PBV adalah rasio yang membandingkan harga pasar (harga saham) perusahaan dengan nilai buku per saham. PBV dihitung dengan rumus berikut: PBV = Stock Price per Share / Book Value per Share.

Nilai buku per saham (BVPS) adalah ekuitas bersih perusahaan yang dihasilkan dari selisih antara aset perusahaan dan kewajiban perusahaan, dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

2. Interpretasi PBV

PBV di bawah 1 bisa menunjukkan bahwa saham dihargai di bawah nilai buku, sementara PBV di atas 1 menunjukkan bahwa saham dihargai di atas nilai buku. PBV di 1 berarti harga saham sama dengan nilai buku per saham.

3. Value Investor

Investor nilai (value investor) cenderung mencari saham dengan PBV yang rendah karena ini dapat dianggap sebagai peluang investasi yang lebih murah dibandingkan dengan nilai buku per saham.

4. Pembanding Industri

PBV sering dibandingkan dengan rata-rata PBV industri atau saham sejenis untuk menilai apakah saham tersebut dihargai tinggi atau rendah dalam konteks industri.

5. Perbandingan dengan PER

PBV dapat digunakan bersama dengan Price Earnings Ratio (PER) untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang valuasi saham.

6. Kualitas Aset

PBV dapat memberikan wawasan tentang kualitas aset perusahaan. PBV yang rendah dapat menunjukkan bahwa sebagian besar aset perusahaan mungkin tidak bernilai tinggi.

7. Pengaruh Perubahan Harga Saham

Perubahan harga saham dapat memengaruhi PBV. Kenaikan harga saham tanpa peningkatan nilai buku per saham akan meningkatkan PBV, dan sebaliknya.

8. Lingkungan Ekonomi

Lingkungan ekonomi, termasuk siklus bisnis, dapat memengaruhi PBV. Dalam masa resesi, PBV mungkin cenderung lebih rendah.

9. Pemahaman Aset Tak Terlihat (Intangible Assets)

PBV tidak memperhitungkan nilai intangible assets seperti merek dagang atau kekayaan intelektual. Nilai buku hanya mencakup aset yang dapat dicatat.

10. Risiko Kebangkrutan

PBV yang rendah dapat menunjukkan risiko kebangkrutan atau ketidakmampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang memadai.

11. Pengambilan Keputusan Investasi

PBV adalah alat yang berguna dalam pengambilan keputusan investasi saham dan dapat membantu investor mengevaluasi valuasi perusahaan.

12. Konteks Sektor

PBV bisa bervariasi antara sektor industri yang berbeda. Beberapa sektor mungkin memiliki PBV yang lebih tinggi daripada yang lain karena karakteristik bisnis yang berbeda.

Pandangan Akhir

Itulah penjelasan tentang apa itu price to book value ratio atau P/B ratio. Jadi, price to book value adalah indikator untuk menentukan mana saham yang masih murah (undervalued) dengan potensi pertumbuhan yang baik di masa depan dan mana yang saham yang mahal. Oleh karena itu, perlu memahami perhitungan atau rumus PBV dengan baik.

Tujuan utama menggunakan rasio PBV adalah memaksimalkan return of investment (ROI). Namun, investor sebaiknya jangan hanya bertumpu pada satu jenis rasio keuangan saja, pastikan Anda juga menganalisis rasio keuangan lainnya. Dengan demikian, keputusan investasi akan lebih akurat.

Referensi

Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2013). Fundamentals of Financial Management (13th ed.). Mason: South-Western Cengage Learning.

Sherman, E. H. (2015). A Manager’s Guide to Financial Analysis (6th ed.). New York City: American Management Association.

Penting: Mohon mencantumkan sumber invesnesia.com jika mengutip isi artikel.

Tag: price to book value ratio, PBV, P/B ratio, market to book value ratio, MBV, M/B ratio, rasio nilai pasar (market value), rumus PBV, rasio keuangan

Scroll to Top