Presiden El Salvador: Stop Printing Money, The Fed!

Presiden El Salvador Nayib Bukele tampaknya kian berani melawan pihak-pihak yang tidak sejalan dengannya, kali ini menentang Bank Sentral AS, The Federal Reserve atau TheFed. Pada Rabu (1/12/2021), pria 40 tahun itu melalui akun Twitter-nya dengan tegas meminta The Fed untuk berhenti mencetak begitu banyak dolar AS alias stop printing money!

AS Diteror Inflasi

Pada Selasa (30/11/2021), sebuah laporan Bloomberg merincikan pernyataan dari Kepala The Fed Jerome Powell terkait inflasi. Dalam laporan tersebut, ada bentuk keprihatinan dari partai Demokrat dan Republik tentang tingginya laju inflasi. Powell sebelumnya melakukan kontroversi saat menggunakan istilah “sementara” untuk mendeskripsikan tingkat inflasi yang tinggi. Dia kemudian menarik istilah itu karena masalah inflasi tampaknya terus berlanjut.

Sementara itu dilansir CNBC baru-baru ini, Powell yang tampil dihadapan senat mengumumkan sebuah rencana untuk menghentikan inflasi dengan mempercepat tapering off.

“Pada titik ini, ekonomi begitu kuat sementara tekanan inflasi lebih tinggi; menurut pandangan saya, pertimbangan untuk menutup taper pembelian aset – yang sebenarnya diumumkan pada pertemuan November – mungkin lebih cepat beberapa bulan, ini merupakan pilihan yang tepat,” ucapnya. Kemudian, dia juga berharap akan membahas semua itu pada pertemuan selanjutnya.

Komentar Presiden El Salvador

Menanggapi laporan Bloomberg tersebut, Presiden El Salvador Nayib Bukele melalui komentarnya di Twitter meminta The Fed untuk menghentikan printing money, sebab itulah yang menyebabkan jumlah uang beredar meningkat, berdampak pada tingginya inflasi, dan semakin memperkeruh keadaan.


Istilah yang digunakan yakni tapering off, yakni perlambatan bertahap dalam pembelian obligasi dan surat berharga. Sebagaimana yang diketahui, The Fed secara efektif melakukan printing money untuk membeli obligasi untuk menurunkan suku bunga yang sekarang berada di level 0,25%.

Hal ini yang kemudian menarik perhatian Bukele. Tanggapan dari “CEO of El Salvador” tersebut menjelaskan bahwa suku bunga lebih rendah akan berdampak pada lebih banyak pinjaman (kredit). Itu memang akan meningkatkan perekonomian dan memicu pengeluaran. Akan tetapi, pencetakan uang lebih banyak justru berdampak negatif: inflasi naik dan secara bertahap akan membuat nilai mata uang tergerus dari waktu ke waktu.

Inflasi Tinggi adalah Sentimen Positif bagi Bitcoin

Bitcoin adalah cryptocurrency yang dianggap sebagai “emas digital” sehingga menjadi salah satu aset lindung nilai (store of value asset). Saat tingkat inflasi tinggi, nilai mata uang fiat akan turun sehingga orang-orang akan beralih ke aset lindung nilai. Baru-baru ini Bukele “menambah muatan” dengan membeli 100 BTC tambahan saat harganya drop pada 27 November lalu.

Scroll to Top