Rasio pasar atau rasio nilai pasar (market value ratios) merupakan salah satu jenis rasio keuangan (financial ratios) yang paling unik. Kenapa? Karena market value ratios dapat memberikan informasi terkait jenis rasio keuangan lainnya, seperti (1) rasio likuiditas, (2) rasio aktivitas, (3) rasio leverage, dan (4) rasio profitabilitas. Menurut Brigham & Houston (2013), ketika keempat jenis rasio keuangan lainnya tersebut dianggap baik oleh investor dalam jangka panjang, rasio nilai pasar akan meningkat.
Lalu, apa yang dimaksud dengan rasio nilai pasar (market value ratios)? Pada artikel ini, kami akan menyajikan materi tentang apa itu rasio pasar. Mulai dari pengertian rasio pasar, fungsi & tujuan rasio nilai pasar, macam-macam rasio pasar, contoh soal, cara interpretasi, dan cara analisis rasio pasar. Baca juga: Pengertian Cash Flow dan Cara Analisis
Contents
- 1 Pengertian Rasio Nilai Pasar (Market Value Ratios)
- 2 Fungsi & Tujuan Rasio Nilai Pasar
- 3 Jenis-jenis Rasio Nilai Pasar
- 4 Semua Hal Tentang Rasio Nilai Pasar
- 4.1 1. Definisi Rasio Nilai Pasar
- 4.2 2. Tujuan Rasio Nilai Pasar
- 4.3 3. Jenis-jenis Rasio Nilai pasar
- 4.4 4. Interpretasi Rasio Nilai Pasar
- 4.5 5. Perbandingan dengan Industri
- 4.6 6. Faktor Pasar
- 4.7 7. Analisis Fundamental
- 4.8 8. Pengambilan Keputusan Investasi
- 4.9 9. Volatilitas Harga Saham
- 4.10 10. Analisis Komparatif
- 4.11 11. Perubahan Seiring Waktu
- 5 Simpulan
- 6 Referensi
Pengertian Rasio Nilai Pasar (Market Value Ratios)
Menurut Brigham & Houston (2013), definisi rasio nilai pasar (market value ratios) adalah suatu rasio yang menghubungkan nilai harga saham terhadap pendapatan (stock price to earnings) perusahaan dengan nilai buku (book value price) perusahaan.
Dengan kata lain, rasio nilai pasar dapat memberikan perbandingan antara kinerja fundamental perusahaan dengan prospek bisnis yang tercermin dari harga saham perusahaan. Selain itu, bagi investor, rasio pasar juga bisa memberikan informasi apakah nilai buku perusahaan sebanding dengan nilai pasarnya – hal ini terkait dalam keputusan investasi saham.
Fungsi & Tujuan Rasio Nilai Pasar
Dari penjelasan mengenai definisi rasio nilai pasar (market values ratios), sebenarnya sudah bisa dilihat secara ringkas tentang fungsi dan tujuan rasio nilai pasar. Secara umum, rasio pasar berfungsi untuk memberikan informasi kepada stakeholders terkait perbandingan nilai buku perusahaan dengan nilai pasar yang tercermin dari harga saham perusahaan. Ada beberapa pihak yang berkepentingan terhadap rasio nilai pasar, yaitu sebagai berikut.
- Bagi investor, rasio pasar digunakan untuk mengambil keputusan beli (buy) atau jual (sell) saham.
- Bagi bankir investasi, rasio pasar digunakan untuk menetapkan harga saham perusahaan ketika adanya penerbitan saham baru atau initial public offering (IPO).
- Bagi perusahaan, rasio pasar digunakan untuk memutuskan seberapa banyak nilai yang ditawarkan kepada perusahaan lain dalam potensi merger.
Jenis-jenis Rasio Nilai Pasar
Menurut Brigham & Houston (2013), ada dua macam rasio nilai pasar (market values ratios) yang umum digunakan, yaitu Price to Earnings Ratio (PER) dan Market to Book Value (MTB) Ratio. Kedua jenis rasio nilai pasar ini secara umum hampir memberikan informasi yang sama, tetapi ada beberapa perbedaan. Rasio PER membandingkan harga saham dengan laba per saham (EPS), sementara rasio MBV atau PBV membandingkan harga saham dengan nilai buku (book value/BV).
1. Price–Earnings Ratio
Price to earnings ratio (PER) adalah rasio pasar yang menunjukkan seberapa banyak investor bersedia membayar setiap rupiah dari keuntungan perusahaan. Rumus atau cara menghitung rasio PER yaitu dengan membandingkan harga saham (stock price) dengan pendapatan per lembar saham (earnings per share) perusahaan.
PER = Stock Price / Earnings per Share
Sedangkan rumus untuk mencari earnings per share (EPS) yaitu sebagai berikut:
Earnings per Share = (Net Income − Preferred Stock Dividend) / Weighted Average Number of Common Stock Shares Outstanding
Contoh Kasus Price–Earnings Ratio
Sebagai contoh kasus atau contoh soal, forexnesia akan mengambil sampel salah satu perusahaan go public yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu PT Aneka Tambang Tbk – kode saham ANTM. Untuk melihat rasio PER, sebenarnya tidak perlu lagi mencari secara manual di dalam laporan keuangan. Ya, rasio PER perusahaan yang terdaftar di BEI bisa dengan mudah dilihat di dalam ringkasan kinerja perusahaan tercatat. Sebagai contoh, nilai rasio PER ANTM pada 2017 yaitu 110 kali (x), dengan rincian: harga saham penutupan 2017 yaitu Rp625 dan nilai EPS yaitu Rp5,68.
Cara Interpretasi Price–Earnings Ratio
Lalu bagaimana cara interpretasi rasio PER? Jadi, nilai PER menunjukkan berapa harga atau nilai yang ditempatkan investor di pasar saham untuk setiap rupiah pendapatan yang dihasilkan perusahaan. Dengan kata lain, rasio PER perusahaan bisa menjadi cerminan dari kinerja keuangan perusahaan. ANTM memiliki PER sebesar 110x pada 2017. Artinya, harga saham (stock price) perusahaan bernilai 110 kali lebih besar dari laba per lembar saham (earnings per share) perusahaan.
Rasio PER yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki prospek yang bagus di masa depan. Sebaliknya, PER yang rendah menunjukkan prospek bisnis perusahaan kurang menarik. Ketika investor menilai perusahaan memiliki pertumbuhan yang baik dalam jangka panjang, maka harga saham akan naik, sehingga rasio PER juga akan meningkat. Meskipun begitu, rasio PER yang tinggi juga mengindikasikan bahwa harga saham perusahaan terlalu mahal – tidak sebanding dengan earnings per share (EPS) yang dihasilkan.
Cara Analisis Price–Earnings Ratio
Cara menentukan nilai PER yang tinggi atau rendah, maka bisa dilakukan analisis. Cara analisis rasio keuangan yang umum digunakan yaitu dengan metode perbandingan industri (industry comparison). Dengan kata lain, rasio PER ANTM dibandingkan dengan rasio PER industri, tepatnya industri pertambangan – karena Antam berada di sektor industri pertambangan. Nah, pada tahun 2017, PER industri pertambangan diketahui sebesar 6,26x. Artinya, rasio PER ANTM berada di atas rata-rata industri. Dengan demikian, nilai PER ANTM dapat dikatakan sangat tinggi.
2. Market–Book Value Ratio
Market to book value (MBV) atau lebih populer disebut price to book value (PBV) ratio adalah rasio pasar yang memberikan informasi bagi investor terkait nilai buku (book value) dan harga saham (stock price) perusahaan. Rumus atau cara menghitung rasio MBV atau PBV yaitu dengan membandingkan harga saham (stock price) dengan nilai buku per lembar (book value per share).
MBV atau PBV = Stock Price / Book Value per Share
Sedangkan rumus untuk mencari book value per share (BVPS) yaitu sebagai berikut:
Book Value per Share = Common Equity / Shares Outstanding
Contoh Kasus Market–Book Value Ratio
Masih menggunakan sampel yang sama, yaitu PT Aneka Tambang Tbk atau ANTM. Untuk melihat rasio price to book value (PBV) bisa langsung di lihat di dalam laporan ringkasan kinerja perusahaan tercatat. Diketahui rasio PBV ANTM pada 2017 yaitu 0,81 kali (x), dengan rincian: harga saham penutupan 2017 yaitu Rp625 dan nilai book value (BV) yaitu Rp769,45.
Cara Interpretasi Market–Book Value Ratio
Lalu bagaimana cara interpretasi rasio MBV atau PBV tersebut? Jadi, nilai PBV menunjukkan perbandingan harga saham perusahaan dengan nilai bukunya. ANTM memiliki PBV sebesar 0,81x pada 2017. Artinya, harga saham (stock price) perusahaan bernilai lebih kecil dari nilai buku per lembar (book value per share) perusahaan, tepatnya 0,19x lebih kecil.
Nilai rasio MBV atau PBV yang kecil dari 1x dapat mengindikasikan bahwa harga saham perusahaan terbilang masih murah (undervalued) sehingga ada potensi untuk mendekati harga wajarnya (fair value). Sebaliknya, rasio PBV yang lebih dari 1x menunjukkan harga saham perusahaan lebih besar dari nilai bukunya, yang artinya harga saham cenderung mahal (overvalued).
Cara Analisis Market–Book Value Ratio
Untuk menentukan mahal atau murahnya harga saham perusahaan, perlu dilakukan analisis. Salah satu cara analisis price to book value (PBV) ratio yaitu dengan membandingkan nilai PBV suatu perusahaan dengan nilai PBV industrinya. Dalam kasus ini, rasio PBV ANTM tahun 2017 yaitu 0,81x. Sedangkan nilai rata-rata PBV industri sektor pertambangan, misalnya yaitu 1,5x. Artinya, rasio PBV ANTM berada di bawah rata-rata industri, yang artinya harga saham ANTM terbilang masih murah atau undervalue.
Semua Hal Tentang Rasio Nilai Pasar
Rasio Nilai Pasar, juga dikenal sebagai Rasio Valuasi, adalah sekelompok rasio keuangan yang digunakan untuk menilai harga pasar saham suatu perusahaan dalam kaitannya dengan nilai fundamentalnya. Rasio-rasio ini membantu investor dan analis dalam menilai apakah saham perusahaan dihargai tinggi atau rendah. Berikut adalah poin-poin penting tentang Rasio Nilai Pasar:
1. Definisi Rasio Nilai Pasar
Rasio Nilai Pasar adalah rasio keuangan yang mengukur harga pasar saham perusahaan (harga saham) dalam hubungannya dengan nilai fundamental perusahaan, seperti laba bersih, pendapatan, atau nilai buku.
2. Tujuan Rasio Nilai Pasar
Rasio Nilai Pasar digunakan untuk mengevaluasi apakah saham perusahaan diperdagangkan dengan harga yang wajar, terlalu tinggi, atau terlalu rendah.
3. Jenis-jenis Rasio Nilai pasar
Ada beberapa rasio yang termasuk dalam kategori Rasio Nilai Pasar, termasuk Price to Earnings Ratio (PER), Price to Sales Ratio (PSR), dan Price to Book Value Ratio (PBV).
4. Interpretasi Rasio Nilai Pasar
Rasio Nilai Pasar yang tinggi dapat mengindikasikan bahwa saham perusahaan mungkin dihargai tinggi, sementara rasio yang rendah dapat menunjukkan bahwa saham mungkin undervalued.
5. Perbandingan dengan Industri
Rasio Nilai Pasar sering dibandingkan dengan rata-rata industri atau saham sejenis untuk menilai apakah saham perusahaan dihargai secara relatif tinggi atau rendah.
6. Faktor Pasar
Rasio Nilai Pasar juga dapat dipengaruhi oleh faktor pasar, seperti sentimen investor, tren ekonomi, dan peristiwa eksternal.
7. Analisis Fundamental
Rasio Nilai Pasar digunakan bersama dengan analisis fundamental lainnya, seperti analisis laba rugi dan neraca, untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang perusahaan.
8. Pengambilan Keputusan Investasi
Investor menggunakan Rasio Nilai Pasar dalam pengambilan keputusan investasi untuk menilai potensi pertumbuhan dan profitabilitas saham.
9. Volatilitas Harga Saham
Rasio Nilai Pasar yang tinggi dapat menciptakan volatilitas harga saham jika investor memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap pertumbuhan laba.
10. Analisis Komparatif
Rasio Nilai Pasar membantu dalam analisis komparatif antara saham berbeda dan dalam menentukan apakah saham suatu perusahaan mengalami penilaian yang adil.
11. Perubahan Seiring Waktu
Rasio Nilai Pasar perlu dipantau seiring waktu untuk mengidentifikasi perubahan tren dalam penilaian pasar terhadap perusahaan.
Simpulan
Rasio nilai pasar (market value ratios) digunakan untuk melihat nilai pasar perusahaan yang tercermin dari harga saham (stock price) dengan kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dari nilai earnings per share (EPS) dan book value per share (BVPS). Semakin tinggi nilai pasar (market value) perusahaan, semakin bagus prospek perusahaan di mata investor dalam jangka panjang. Ini karena rasio nilai pasar (PER dan PBV) yang tinggi mengindikasikan bahwa investor menaruh ekspektasi besar terhadap perusahaan untuk bertumbuh, tetapi di sisi lain juga menunjukkan valuasi yang mahal.
Selain itu, rasio nilai pasar (PER dan PBV) yang rendah dapat menunjukkan bahwa valuasi perusahaan masih murah sehingga dapat menjadi pilihan investasi potensial. Akan tetapi, rasio PER dan PBV yang kecil juga mengindikasikan bahwa prospek perusahaan tidak menarik bagi investor sehingga tak heran nilai perusahaan dihargai rendah. Meskipun begitu, penting bagi Anda untuk melihat kinerja keuangan dan fundamental perusahaan secara komprehensif untuk mendapatkan simpulan yang lebih akurat.
Referensi
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2013). Fundamentals of Financial Management (13th ed.). Mason: South-Western Cengage Learning.
Sherman, E. H. (2015). A Manager’s Guide to Financial Analysis (6th ed.). New York City: American Management Association.
Penting: Mohon mencantumkan sumber invesnesia.com jika mengutip isi artikel.
Tag: rasio pasar, rasio nilai pasar, market value ratios, price earning ratio (PER), market to book value ratio (MBV), price to book value ratio (PBV).