Kekuatan Yen Sementara, USDJPY Kembali Menembus 156 Diduga karena Intervensi

Pada hari Kamis, nilai tukar yen Jepang mengalami penurunan tajam, menunjukkan ketahanan yang terbatas di tengah dugaan intervensi berulang di pasar mata uang oleh pemerintah, seiring dengan bertahannya suku bunga tinggi di AS.

Pasangan USDJPY yang menunjukkan jumlah yen yang dibutuhkan untuk membeli satu dolar AS, naik 1% menjadi 156 pada perdagangan pagi, setelah turun ke level 153 pada hari Rabu.

Meskipun penurunan tajam dalam nilai dolar turut berkontribusi pada penguatan yen belakangan ini, pergerakan tajam ke bawah dalam USDJPY yang terjadi pada hari Senin dan Rabu memicu spekulasi trader tentang kemungkinan adanya intervensi pemerintah di pasar mata uang.

Pejabat Jepang tidak secara langsung mengonfirmasi bahwa intervensi telah terjadi. Namun, intervensi tersebut dapat dikonfirmasi nanti pada bulan Mei, ketika Kementerian Keuangan mengumumkan komposisi cadangan resmi mereka untuk akhir April. Kementerian Keuangan diperkirakan akan mengungkapkan jumlah intervensi bulanan minggu ini.

Pasangan USDJPY telah melonjak hingga mencapai 160 minggu ini, yang merupakan level tertinggi dalam 34 tahun. Trader menyatakan bahwa level ini adalah batas baru bagi Kementerian Keuangan, yang terakhir kali mengambil langkah intervensi mahal terhadap yen pada akhir tahun 2022.

Namun, meskipun ada dugaan intervensi pemerintah, faktor utama yang mendorong pelemahan yen tetap berlaku, terutama menyusul pertemuan Federal Reserve minggu ini.

Fed mempertahankan suku bunga dan menolak ekspektasi adanya pemotongan suku bunga lebih lanjut, yang memicu pelemahan dolar dalam jangka pendek. Dolar turun tajam dari level tertinggi hampir enam bulan pada hari Rabu, yang juga turut berkontribusi pada penguatan yen.

3rd party Ad. Not an offer or recommendation by Investing.com. See disclosure here or
remove ads
.

Namun, prospek dolar tetap positif, karena Fed menandakan tidak ada niat untuk memotong suku bunga dalam jangka pendek, dengan mengutip kurangnya kemajuan dalam upaya mengendalikan inflasi sesuai target tahunan 2%. Bank sentral diperkirakan baru akan memulai pemotongan suku bunga pada kuartal keempat, jika ada.

Perbedaan besar antara suku bunga AS dan Jepang telah menjadi tekanan terbesar bagi yen, dan diperkirakan akan berlanjut dalam jangka pendek.

Kurangnya kejelasan mengenai rencana Bank of Japan untuk kenaikan suku bunga di masa depan juga diperkirakan akan membuat para trader cenderung menghindari yen dalam waktu dekat. BOJ tidak membahas pelemahan yen selama pertemuan minggu lalu, dan juga memberikan sedikit petunjuk mengenai rencana mereka untuk meningkatkan suku bunga lebih lanjut setelah kenaikan bersejarah pada bulan Maret.

Scroll to Top