Pelemahan Mata Uang Asia; Yen dan Dolar Menguat Akibat Ketegangan Iran-Israel

Pada hari Jumat, sebagian besar mata uang Asia melemah, sementara dolar dan yen Jepang menguat karena permintaan tempat aman menyusul beberapa laporan yang menyatakan bahwa Israel melakukan serangan balasan terhadap Iran.

Sentimen terhadap mata uang regional juga terpengaruh oleh terus menerusnya peringatan dari pejabat Federal Reserve bahwa suku bunga Amerika Serikat akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama. Hal ini juga menyebabkan kerugian tajam pada sebagian besar mata uang Asia selama minggu ini.

Dolar, yen didukung oleh permintaan tempat aman terkait laporan serangan Israel

Indeks dolar dan futur indeks dolar meningkat sedikit dalam perdagangan Asia dan tetap dekat dengan puncak tertinggi lebih dari lima bulan yang dicapai awal pekan ini.

Pasangan mata uang yen Jepang USDJPY turun 0,2%, tetapi tetap dekat dengan puncak tertinggi 34 tahun yang dicapai minggu ini.

Baik yen maupun dolar mendapat aliran masuk saat beberapa laporan media menunjukkan bahwa Israel melancarkan serangan drone terhadap Iran pada hari Jumat, menyebabkan ledakan di beberapa bagian Iran, Suriah, dan Irak.

Meskipun laporan awal menunjukkan serangan dekat lokasi fasilitas nuklir Iran, agen berita Iran menyatakan tidak ada kerusakan pada fasilitas tersebut.

Namun, langkah ini menandai eskalasi potensial dalam konflik Iran-Israel, dan bisa menjadi pertanda memburuknya kondisi geopolitik di Timur Tengah.

Gagasan ini memicu permintaan tempat aman untuk dolar dan yen, sambil juga memberi tekanan pada sebagian besar aset yang didorong oleh risiko.

Dolar Australia, yang dianggap sebagai indikator sentimen risiko utama di Asia, melemah pada hari Jumat, dengan pasangan AUDUSD turun 0,3% ke posisi terendah lima bulan.

Pasangan mata uang won Korea Selatan USDKRW naik 0,4%, sementara pasangan dolar Singapura USDSGD naik 0,1%.

Pasangan mata uang rupee India USDINR tetap dekat dengan rekor tertinggi di atas 83,5.

Pernyataan hawkish dari pejabat Fed juga melukai mata uang Asia

Sejumlah komentar hawkish dari pejabat Fed juga mempengaruhi sentimen terhadap Asia.

Beberapa pejabat Fed memperingatkan bahwa inflasi yang tinggi akan membuat bank sentral mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, dengan Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic memperingatkan bahwa bank sentral bahkan bisa menaikkan suku bunga jika inflasi tetap tinggi.

Peringatan mereka datang setelah pembacaan ekonomi AS yang kuat, yang juga memberikan ruang bagi Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.

Para pedagang tampaknya telah sebagian besar menghapus ekspektasi untuk pemotongan suku bunga pada bulan Juni minggu ini.

Scroll to Top