Naik Tipis 0,27%, Harga Bitcoin Hari Ini Masih Konsolidasi

Grafik Harga Bitcoin Hari Ini

(Forexnesia) – Harga Bitcoin hari ini Sabtu (6/3/21) naik tipis 0,27% sebesar $1.262 ke level $48.912 atau setara Rp704 juta per keping (asumsi kurs Rp14.399). Bitcoin berhasil memutar keadaan setelah pada perdagangan kemarin ditutup menurun cukup dalam sebesar 4,9%.

Dalam beberapa hari terakhir, harga Bitcoin mengalami fluktuasi yang cukup tinggi. Sehari menghijau, hari berikutnya justru memerah. Hal ini tidak terlepas dari kenaikan yang lumayan drastis pada awal bulan Maret (1/3/21) dengan kenaikan 9,7% ke level $49.639.

Harga Bitcoin dalam sepekan terakhir memang terlihat mengalami konsolidasi untuk membentuk pergerakan harga selanjutnya. Namun secara year-to-date, harga Bitcoin masih mengalami tren naik (uptrend) dengan kenaikan mencapai 80%.

Pada 21 Februari lalu, Bitcoin sempat menyentuh harga tertinggi atau all time high/ATH ke level $58.367 atau setara dengan Rp840 juta per keping. Sayangnya, keesokan harinya, harga Bitcoin justru turun dalam, melantai ke level terendah $46.616 atau penurunan 20%, namun tetap berhasil close di harga $54.142.

Dalam periode harian (daily), terlihat level support Bitcoin berada di kisaran level $42.000 – $43.000. Bila Bitcoin mampu bertahan di atas level support, maka dapat diasumsikan mata uang digital tersebut akan tetap menjaga kondisi uptrend. Namun, bila harga Bitcoin menembus level support, maka akan menguji level support berikutnya di area $37.630 – $38.000.

Investor tidak perlu khawatir dengan pergerakan harga Bitcoin hari ini atau sepekan terakhir yang tampak volatil. Pasalnya, harga mata uang virtual tersebut dalam periode harian memang dipengaruhi oleh demand dan supply, sehingga lumrah jika bergerak fluktuatif.

Namun dalam jangka panjang, harga Bitcoin diprediksi bisa lebih kuat bahkan sebagian pelaku pasar menargetkan harga Bitcoin mencapai level Rp 1 miliar per keping. Pandangan ini bukan tanpa alasan, pasalnya beberapa pihak dengan terang-terangan mendukung Bitcoin sebagai mata uang elektronik masa depan.

Misalnya datang dari pendiri mobil listrik Tesla, Elon Musk, yang telah berinvestasi di Bitcoin senilai Rp21 triliun. Tesla juga melegalkan Bitcoin sebagai alat pembayaran sah untuk pembelian produk mobil listrik. Tidak hanya itu, perusahaan kartu kredit, Mastercard juga memiliki inisiatif untuk menjadi Bitcoin sebagai alat pembayaran.

Hal serupa juga dilontarkan oleh Bank of New York Mellon yang ikut mendukung Bitcoin. Kabarnya, salah satu bank tertua di Amerika Serikat (US) tersebut akan membuka layanan kustodian (titip-simpan) Bitcoin dan jenis aset kripto (cryptocurrency) lainnya. Layanan kustodian tersebut akan memungkinkan perusahaan manajemen aset (asset management) untuk menyimpan Bitcoin nasabah di BNY Mellon.

Tidak sampai di situ, perusahaan investasi global asal Amerika Serikat (US), Blackrock juga mencoba-coba untuk menerima penggunaan Bitcoin. Melansir CNBC Internasional, Rick Rieder, Chief Investment Officer of Blackrock berbicara secara positif tentang potensi bitcoin dan meyakini bahwa itu bisa menggantikan emas sebagian besar.

Rick menambahkan bahwa mata uang digital dan penerimaan – terutama penerimaan milenial – teknologi dan cryptocurrency adalah nyata. Saat ini, BlackRock yang berbasis di New York memiliki $ 8,68 triliun aset yang dikelola pada akhir kuartal keempat.

Scroll to Top