Altcoin Lebih Seksi, Investor Institusional Meninggalkan Bitcoin

Investor institusional melihat peluang lebih besar untuk alternative coin atau altcoin daripada Bitcoin (BTC). Hal ini terlihat dari minat institusional terhadap mata uang kripto (cryptocurrency) pertama di dunia itu menurun.

Bitcoin memang menjadi pelopor utama di pangsa aset digital, memberikan terobosan baru, menciptakan harapan. Akan tetapi, pasang surut akhir-akhir ini membuat Bitcoin kehilangan daya tarik, sehingga “big money” melirik altcoin sebagai gantinya. Sejumlah bank-bank besar bahkan memberikan eksposur ke pasar crypto melalui perkenalan funds mereka.

Performa Bitcoin Menurun

Menurut laporan baru dari CryptoCompare, ketertarikan investor institusional terhadap Bitcoin menurun secara signifikan di bulan November. Assets Under Management (AUM) Bitcoin terpukul karena aset digital tersebut mencatatkan kerugian yang tidak terlihat sejak bulan Juli, sehingga menjadi sebuah kemunduran besar untuk tahun 2021. Tercatat, total AUM BTC mengalami depresiasi sebesar 9,5% menjadi $48 miliar pada bulan ini.

Runtuhnya minat investor institusional tidak terlepas dari harapan mereka yang sebagian besar mengambil sikap bullish pada aset kripto tersebut tahun ini. Kurangnya minat dari big money untuk Bitcoin juga berdampak buruk pada total AUM crypto. Tercatat, total aset digital AUM di seluruh pasar mengalami kontraksi 5,5% menjadi $70 miliar bulan ini.

November Storm

Harga BTC diperdagangkan di level $56K, sumber tradingview.com

Bulan November menjadi momok menakutkan bagi sejumlah cryptocurrency, termasuk Bitcoin. Badai di bulan November membuat harga Bitcoin turun 7,1% ke level $56.101 per keping dari harga awal bulan $61.299. Penurunan ini terjadi setelah Bitcoin mencetak level all time high (ATH) pada 10 November lalu yang menyentuh level harga $69.000.

Selain itu, volume perdagangan Bitcoin juga mengalami krisis pada bulan November, yang mana Grayscale Bitcoin Trust atau GBTC mencatat terjadi penurunan terbesar di pasar. Hilangnya kepercayaan memukul Bitcoin yang terlihat dari volume perdagangan harian turun 25% menjadi $289 juta.

Seiring dengan Bitcoin, volume perdagangan pasar cryptocurrency secara umum juga terjun bebas sebesar 13% menjadi rata-rata $730 juta per hari. Meskipun semua aset kripto terpukul, altcoin mampu mempertahankan momentum dan mengamankan profit terbesar bagi investor.

Altcoin Mengambil Peluang

Sementara BTC meronta karena perlahan ditinggalkan investor institusional, altcoin justru ketiban berkah karena menjadi favorit baru bagi big money.

Alternative coin atau altcoin adalah sebutan bagi koin kripto selain daripada Bitcoin. Bukan hanya karena sensasi semata, sejumlah altcoin yang menawarkan adopsi nyata bahkan juga menjadi solusi karena menyelesaikan sejumlah batasan (masalah) yang dihadapi Bitcoin.

Hal ini terlihat, misalnya, untuk beberapa altcoin terbaik seperti Ethereum (ETH) yang memiliki blockchain yang menjadi sandaran untuk banyak altcoin. Blockchain Ethereum mampu melakukan 30 TPS (transaction per second) sedangkan Bitcoin hanya 3 – 7 TPS. Selain itu, ada pula Solana (SOL) yang menawarkan skalabilitas lebih baik yang mana blockchain Solana mampu memproses 50.000 TPS.

Ada banyak lagi altcoin terbaik yang berpotensi membuka arah baru di masa depan dengan adopsi dan solusi yang lebih besar. Hal inilah kemudian yang menjadi alasan mengapa big money menaruh perhatian lebih terhadap sejumlah altcoin.

Ketertarikan investor institusional terhadap altcoin, salah satunya dapat terlihat dari kenaikan AUM Ethereum yang tumbuh 5,4% menjadi $16,6 miliar pada bulan November. Sementara itu, altcoin lainnya juga mendapatkan apresiasi karena Solana dan Litecoin juga mencatatkan profit besar pada bulan ini. Tercatat, produk berbasis Litecoin, LTCN Grayscale naik hampir 15%, sementara produk berbasis Solana, 21Shares ASOL melonjak 22% pada periode yang sama.

Scroll to Top